Kondisi pascabanjir bandang di Kabupaten Pegunungan Arfak, Provinsi Papua Barat
PAPUA, CARIBERITA – TNI Angkatan Darat melalui satuan jajaran Kodam XVIII/Kasuari bergerak cepat membantu warga terdampak banjir bandang yang melanda Kampung Jim, Distrik Catubouw, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat, pada Sabtu (17/5/2025).
Kadispenad Brigjen TNI Wahyu Yudhayana menginformasikan bahwa banjir besar yang diakibatkan hujan deras sejak Sabtu siang tersebut telah mengakibatkan sejumlah rumah warga rusak, dan sebanyak 21 warga dilaporkan hilang.
Menindaklanjuti hal tersebut, jajaran TNI AD, khususnya Kodim 1812/Pegunungan Arfak telah mengerahkan personel untuk membantu proses pencarian dan evakuasi korban bersama unsur Polri, Basarnas, dan BPBD. Selanjutnya, 55 personel Tim Gabungan tersebut pun berangkat melalui jalan darat menuju lokasi terdampak banjir.
“Malam tadi, Tim Gabungan TNI-Polri dan Basarnas serta BPBD tiba di Kampung Jim setelah menempuh perjalanan darat selama 7 jam dari Koramil 1812-01/Minyambouw. Karena semalam kondisinya gelap dan masih hujan, maka Tim Gabungan baru melanjutkan pencarian hari ini, Senin (19/5/2025), ke lokasi banjir yang berjarak sekitar dua kilometer dari Kampung Jim, Distrik Catubouw,” jelas Kadispenad.
Ia menambahkan bahwa Tim Gabungan juga telah memetakan area terdampak menggunakan _drone_, serta melakukan penyisiran dan pencarian korban secara intensif di lokasi kejadian.
Sementara itu, berdasarkan laporan terbaru yang masuk siang hari ini, satu jenazah korban telah berhasil ditemukan, sedangkan 20 warga lainnya masih dalam pencarian. Meskipun tim menghadapi kendala medan yang berat (daerah perbukitan dan hutan lebat), cuaca yang tidak menentu, serta ketiadaan sinyal komunikasi di lokasi terdampak, namun Tim Gabungan terus melakukan upaya maksimal untuk mencari korban lainnya.
“Karena situasi di lokasi tersebut tidak ada sinyal, Dandim 1812/Pegaf akan _standby_ di Komando Taktis (Kotis) di Koramil terdekat, yaitu Koramil 1812-01/Minyambouw. Sementara satu pos lainnya didirikan di Kampung Jim, guna memudahkan komando dan pengendalian (Kodal) Dandim 1812/Pegaf bersama _stakeholder_ lainnya,” lanjut Kadispenad seraya mengatakan bahwa pos bantuan lapangan itu juga disiapkan untuk mendukung logistik dan penanganan medis bagi korban.
“Mari kita doakan agar para korban segera ditemukan dalam kondisi selamat, dan semoga rekan-rekan Tim Gabungan diberikan kesehatan dan kekuatan agar berhasil menyelamatkan para korban,” tutup Wahyu.
TNI AD memastikan akan terus hadir di tengah rakyat, bekerja sama dengan semua pihak dalam menangani bencana dan meringankan beban warga yang terdampak.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan satu orang meninggal dunia dan 19 orang lainnya masih dalam pencarian akibat banjir bandang yang melanda Kampung Jim, Distrik Catubouw, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari di Jakarta, Senin, mengatakan bahwa banjir bandang terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut pada Jumat (17/5) malam. “Sekitar pukul 21;00 WIT, luapan air dari hulu menghantam kawasan tempat tinggal sementara para pencari emas tradisional, menghanyutkan tenda dan perlengkapan mereka,” kata dia.
Korban meninggal dunia diketahui bernama Harun Meidodga (22). Sementara itu, tim gabungan masih melakukan pencarian terhadap 19 orang yang dinyatakan hilang.
Adapun nama-nama korban hilang yaitu Pit Takaliumang (19), George Takaliumang (55), Yoce Takaliumang (40), Billi Takaliumang (50), Andre Mandage (20), Fence Mandage (41), Jhon (sekitar 40), Jun (sekitar 25), Olden Mote (sekitar 25), Reki Mote (sekitar 35), Jufri Sarenosa (sekitar 35), Melkianus Mandacan (30), Robertus Edison Nurak (sekitar 30), Oktovianus Petrus Alwandi (23), Laurensius Danilson (23), Yan Leo (26), Eleven Primus Elianus (29), Epen (sekitar 20), dan Erik (sekitar 25).
Selain itu, empat orang mengalami luka-luka, yakni Fretswan Unas (33), Juandi Takaliumang (22), Yeskiel Takaliumang (34), dan Karunyak Takaliumang (44). Mereka telah mendapatkan penanganan awal dari masyarakat sembari menunggu bantuan tim medis.